Tanggal 2 Mei tidak lagi asing bagi kita terutama di kalangan pendidikan, yaitu sebagai Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional adalah hari yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara membentuk tiga semboyan yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia. Semboyan tersebut diungkapkan dalam bahasa jawa seperti yang dilansir dalam wikipedia sebagai berikut:
- Ing Ngarsa Sung Tulada(di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik),
- Ing Madya Mangun Karsa(di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide),
- TutWuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan).
Ki Hadjar Dewantara juga mengungkapkan bahwa, “Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu ‘dipelopori’, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri.” Maksud dari pernyataan Ki Hadjar Dewantara tersebut dengan gamblang menunjukkan apa yang seharusnya lahir dari sebuah proses pendidikan, yaitu “agar anak-anak berpikir sendiri”. Dengan begitu, mereka menjadi orisinal dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan dianggap berhasil ketika anak mampu mengenali tantangan apa yang ada di depannya dan tahu bagaimana seharusnya mereka mengatasinya.
Melalui momentum Hari Pendidikan Nasional diharapkan bukan hanya sebatas seremonial, tetapi adalah bagaimana menanamkan ke dalam diri pribadi masing-masing agar semangat dalam menuntut ilmu, membentuk karakter pembelajar untuk menyiapkan generasi muda dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional yang bertepatan dengan bulan syawal kemudian dilanjutkan dengan acara halal bihalal seusai upacara berlangsung. Kegiatan diikuti oleh pegawai SMAN 1 Sanden beserta siswa.
#174